NAMA : ERIKA
NPM : 20208449
KELAS : 2EB13
TUGAS SOFTKIL BAHASA INDONESIA
Wahana yang membedakan bahasa Indonesia pada tatanan ilmiah, semi ilmiah dan non ilmiah
ILMIAH
Bahasa Indonesia dalam Tulisan Ilmiah
Tulisan ilmiah adalah tulisan yang disusun secara sistematis dan logis. Tulisan ilmiah umumnya berisikan masalah-masalah yang objektif yang dipadukan dengan kecermatan penalaran dan bahasa. Dalam karya tulis ilmiah digunakan ragam bahasa formal atau terpelajar bukan bahasa informal atau pergaulan. Ragam bahasa ilmiah umumnya mengikuti gagasan penulis dalam suatu bidang ilmu tertentu. Ragam bahasa ilmiah juga dapat membedakan gagasan atau pokok pikiran yang memang berbeda dan mempunyai struktur yang baku dan cermat, sehingga gagasan dapat dengan mudah dimengerti ataupun diterima oleh pembaca.
Beberapa aspek penting untuk diperhatikan dalam karya tulis ilmiah berupa penelitian, menurut Suharsono(2001) yaitu:
* Bermakna isinya
* Jelas urainnya
* Memiliki satu kesatuan yang bulat
* Singkat dan padat
* Memenuhi kaidah kebahasaan
* Memenuhi kaidah penulisan dan format karya ilmiah
* Komunikatif secara ilmiah
Dapat dikatakan bahwa kaidah kebahasaan merupakan ciri khas dari bahasa keilmuan. Kaidah kebahasaan tersebut di atas seperti : struktur kalimat, diksi, perangkat peristilahan, ejaan dan tanda baca. Dengan penggunaan kaidah kebahasaan tersebut pengungkapan gagasan secara cermat dapat lebih mudah unuk diwujudkan. Suatu bentuk karya ilmiah tidak diharuskan untuk menggunakan sesuatu yang sedang populer pada saat itu jika hal tersebut dapat membuat karya ilmiah kehilangan makna yang sebenarnya.
Berikut ini beberapa contoh pemakaian ejaan Bahasa Indonesia dalam penulisan karya ilmiah
Pemakaian huruf
* Huruf abjad : Aa, Bb, Cc,Dd,Ee,Ff,Gg,Hh,Ii,Jj, Kk,Ll Mm,
Nn, Oo, Pp, Qq, Rr, Ss, Tt, Uu, Vv, Ww, Xx, YY, ZZ.
* Huruf vocal : a, e, I, o, u.
* Huruf konsonan : b, d, f, g,h, j,k, l, m, n, p, q, r, s, t,v ,w ,x ,y ,z.
* Huruf diftong : ai, au, ai.
* Gabungan konsonan : kh, ng, ny, sy.
Penulisan huruf kapital
Huruf kapital dipakai untuk
* Huruf pertama pada awal kalimat.
* Huruf pertama petikan langsung.
* Ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan, kitab suci termasuk kata ganti.
* Gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.
* Nama jabatan , pangkat yang diikuti nama orang yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi atau, nama tempat.
* Huruf pertama unsur-unsur nama orang.
* Huruf pertama nama bangsa, suku bangsa dan bahasa.
* Huruf prtama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa bersejarah.
* Huruf pertama nama geografi.
Pemakaian tanda baca
Tanda titik digunakan :
* pada akhir kalimat;
* pada singkatan nama orang;
* pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat dan sapaan;
* pada singkatan atau ungkapan yang sangat umum;
* di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar dan daftar;
* untuk memisahkan angka jam, menit, detik yang menunjukkan waktu;
* untuk memisahkan angka jam, menit, detik yang menunjukkan jangka waktu.
Tanda titik tidak digunakan
* untuk memisahkan angka ribuan, jutaan dan seterusnya yang tidak menunjukkan jumlah;
*dalam singkatan yang terdiri atas huruf-huruf awal kata atau suku kata atau gabungan keduanya, yang terdapat di dalam nama Pemerintah, lembaga-lembaga nasional atau internasional, atau yang terdapat di dalam akronim yang telah diterima oleh masyarakat;
* di belakang alat pengirim dan tanggal surat, atau nama dan alamat penerima surat.
Tanda koma digunakan
* di antara unsur-unsur dalam suatu perincian/pembilangan;
* untuk memisahkan kalimat setara;
* untuk memisahkan anak kalimat dan induk kalimat;
* di belakang kata seru yang terdapat pada wal kalimat;
* di belakang kata atau ungkapan penghubung antara kalimat yang terdapat pada awal kalimat.
Singkatan dan Akronim
* Singkatan nama orang, gelar, sapaan atau pangkat diikuti tanda titik.
Contoh : Ir. Soekarno, Muh. Yamin, S.H. , Sdr.
* Singkatan nama resmi lembaga Pemerintah, organisasi serta dokumen resmi yang merupakan huruf awal setiap kata ditulis dengan huruf capital dan tidak disertai tanda titik. Contoh : MPR, KPK, BI
* Singkatan yang terdiri dari tiga huruf atau lebih diikuti oleh satu tanda titik.
Contoh : Yth. , dst.
* Lambang satuan ukuran, kimia, mata uang, timbangan tidak diikuti tanda titik.
Contoh : km, mg, Rp
* Akronim nama yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis seluruhnya dengan huruf kapital.
Contoh: LAN, SIM
* Akronim nama yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal kapital.
Contoh : Persipura, Lemhanas
* Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf kecil.
Contoh : rakor, pungli, pelatda
Tulisan ilmiah itu tulisan yang berdasarkan pada fakta, data, hasil penelitian dan hasil percobaan. tulisannya pun menggunakan kaidah kaidah cara penulisan ilmiah.
contohnya, artikel, skripsi, makalah.
sedangkan tulisan non ilmiah itu, kita bebas menulisnya, dan tulisan tersebut bisa berdasar atas imajinasi kita atau pikirab kita sendiri, dan tidak ada aturan baku dalam penulisannya.
contohnya cerpen, karya karya fiksi, puisi
Contoh wahana ilmiah:
Migrasi internasional kini semakin menjadi permasalahan yang menyita perhatian banyak pihak. Transisi pada ilmu pengetahuan berbasis ekonomi menciptakan lebih banyak pangsa pasar yang terintegrasi bagi mereka yang mempunyai bakat dan keahlian yang tinggi. Bakat dan keahlian tersebut menjadi aset yang sangat berharga dalam percaturan ekonomi dunia. Akibatnya, gelombang brain drain dari negara-negara berkembang semakin menguat. Munculnya diaspora yang sangat luas adalah sebuah konsekuensi dari perburuan terhadap kesempatan terbaik bagi negara berkembang.
Paper ini berusaha mengidentifikasi fenomena brain drain yang umumnya terjadi pada negara-negara berkembang. Secara khusus, paper ini akan menguraikan problematika dan tantangan negara berkembang dalam pengembangan SDM dan sarana/fasilitas terkait dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang disebabkan oleh brain drain. Pada akhir tulisan, penulis menyuguhkan pola pengembangan SDM dan pengadaan sarana/fasilitas guna mencegah dan mengatasi timbulnya efek negatif dari brain drain dengan melakukan studi analisa terhadap keberhasilan India dalam mewujudkan reversed brain drain. Sehingga diharapkan dengan terjadinya reversed brain drain, maka pembangunan ekonomi negara berkembang dapat berjalan lancar.
Contoh wahana semi ilmiah:
Karangan Semi Ilmiah: Dorongan Cita-Cita Guna Mencapai Keberhasilan
Jadikanlah suatu keyakinan bahwa,”Apa yang tuan cita-citakan pasti tercapai, dan apa yang tuan usahakan pasti berhasil.” Thomas Alva Edison
Apa yang dikatakan oleh Thomas Alva Edison ini sungguh menarik bagi saya. Dahulu saya menganggap suatu keberhasilan itu adalah sekedar berkaitan dengan nasib seseorang, jika nasib orang tersebut telah ditakdirkan sial terus seumur hidup, maka selama menjalani sisa hidup yang ada, tak ada satupun keberuntungan singgah di dirinya itu. Tetapi barulah saya tersadar betul saat membaca dan menonton film berjudul Secret (Rahasia) karya Rhonda Byrne, bahwa semua yang ada dalam benak ini ternyata salah besar!
Acapkali kita merasa bahwa segalanya dalam hidup ini telah terjatah oleh kehendak Yang Kuasa. Jika seseorang memang sudah ditakdirkan kaya raya, maka memang itulah yang seharusnya, dan apabila kita ditakdirkan miskin maka memang mustahil kita akan menjadi kaya. Padahal diserukan oleh Rasulullah, ”Allah tak akan merubah nasib suatu kaum, kalau kaum itu tidak mengubah nasibnya sendiri.”
Kata orang tua jaman dulu, ”Nak, gantungkan cita-citamu setinggi langit!” Itu memang benar adanya, orang tua dahulu mungkin lebih bijak dalam memotivasi diri sang anak agar memiliki satu tujuan yang harus dicapai dalam hidupnya. Orang tua dahulu tidak segan memberikan permainan yang mengarah pada cita-cita sang anak, misalnya saja si anak bercita-cita jadi seorang dokter. Guna mendorong keinginan tersebut agar terwujud maka orang tua memberikan set permainan dokter-dokteran kepada si anak.
Dalam suatu kuliah yang saya berikan, saya bertanya kepada para mahasiswa satu persatu,”Apa yang ada dalam bayanganmu berupa harapan tentang dirimu 10 (sepuluh) tahun mendatang?” Maka bermunculanlah jawaban klasik yang bisa ditebak, mereka rata-rata menyatakan dirinya ingin menjadi orang yang sukses, memiliki pekerjaan yang bagus, keluarga sakinah. Maka saya lanjutkan lagi pertanyaan yang berkaitan dengan hal tersebut diatas, ”Bisakah kamu bayangkan wujud kesuksesan seperti apakah yang telah tergambar nyata dalam benakmu? Lalu posisi apa yang kau lihat 10 tahun lagi, dan istri atau suami seperti apa yang akan kau peroleh nanti? Apakah kalian hanya berangan-angan ataukah ini sudah menjadi cita-cita yang harus diwujudkan?” Maka dengan ragu-ragu mereka menjawab, ”Wah, kalau hal seperti itu sih belum, Pak! Kita kan tak tahu nasib kita nantinya!”
” Kenapa kalian takut bahkan untuk bermimpi? Itu semua yang kalian harapkan sudah tersedia, hanya niat dan tekad bulat serta sasaran berupa cita-cita yang belum kalian perdulikan,.” Kata saya,” Apakah tak seorangpun diantara kalian yang berani membayangkan dirimu pada saat setiap pagi bercermin, sebagai seorang pemilik 10 perusahaan besar, dengan baju jas seharga 3 juta, didampingi oleh seorang istri yang setia, dan begitu kalian keluar dari pintu kamar kos kalian, yang tergambar dalam benak adalah sebuah mobil mewah siap mengantarmu menuju kantor?”
” Jika kita setiap hari membayangkan hal tersebut, dan merasa hal itu pasti akan terwujud, maka secara tidak sadar, keinginan, cita-cita dan harapan ini tertanam dalam alam bawah sadarmu, serta menjadi do’a yang tak berkeputusan setiap saat.”
Seperti kata Edison diatas tadi, semua hal itu pasti terwujud. Semua yang ada dalam bayangan kita sebetulnya memang sudah diciptakan oleh Tuhan, entah itu berupa pasangan hidup, kekayaan melimpah, mobil mewah, rumah gedung, pekerjaan yang hebat. Semua sudah ada, hanya saja kita sering tak menyadarinya.
Manusia itu bagaikan magnet yang menarik apa saja menuju ke dirinya, yang menentukan adalah kekuatan fikiran manusia, serta tekad bulat untuk memperolehnya. Semua pasti akan didapatkan, semua akan tercapai, hanya soal waktulah yang menentukan. Pikirkan hal-hal yang positif dalam hidup ini, maka segala hal yang positiflah yang akan datang menghampiri. Tetapi apabila kita berfikir secara negatif, maka hal-hal yang buruk yang akan kita dapatkan.
Memang segalanya tak serta merta akan kita peroleh begitu saja dengan mudah. Coba Anda bayangkan, jika Anda berfikir tentang gajah, dan ingin memelihara gajah saat nonton acara televisi diruang keluarga, dengan tiba-tiba ada seekor gajah disamping kalian. Betapa kacaunya keadaan saat itu. Anda akan mendapatkan yang Anda inginkan saat diri Anda memang sudah siap untuk itu. Jika belum siap, maka kita akan menempuh perjalanan dalam rangka mempersiapkan diri. Acapkali pula kita dihadang oleh kegagalan, tapi jika kita bertekat bulat, maka semua itu akan dapat terwujud.
Kegagalan biasanya merupakan langkah awal menuju sukses, tapi sukses itu sendiri sesungguhnya baru merupakan jalan tak berketentuan menuju puncak sukses. (Lambert Jeffries)
Memang jalan yang kita tempuh ada kalanya panjang sekali dalam rangka mencapai yang kita harapkan, sebut saja Edison, dalam upayanya menciptakan lampu pijar, harus mengalami beberapa banyak kegagalan, tetapi hasilnya, dengan penemuannya itulah maka wajah dunia telah berubah, dari konsep lampunya maka sekarang kita bisa menikmati cahaya terang walau di malam hari. Atau kisah Kolonel Sander yang harus masuk-keluar 999 (sembilan ratus sembilan puluh sembilan) restoran, untuk menawarkan resep ayam gorengnya, dan pada restoran ke seribu yaitu KFC, ternyata resepnya diterima, dan sekarang tersebar di seluruh dunia.
Kita tak perlu tahu secara persis bagaimana wujud yang kita harapkan terjadi, yang penting disini kita hanya perlu melangkah secara sungguh-sungguh untuk mencapainya. Jika Anda ingin pergi ke Kutub Utara, apakah Anda sudah tahu secara persis wujud kutub tersebut? Yang penting bukan melihat wujudnya, tetapi terus melangkah kearah yang benar dengan menggunakan peta ataupun kompas yang tersedia sebagai penunjuk arahnya. Mungkin selama perjalanan, kita akan terhadang gunung es ataupun taufan badai, tapi itu hanyalah hambatan langkah Anda menuju kesuksesan. Bahkan jika dapat, kita jadikan hambatan itu sebagai pelajaran saat melangkah lebih jauh lagi!
Tiada yang kebetulan dalam hidup kita, karena kekuatan niat, tekat, cita-cita, keinginan, dan harapanlah yang menjadikan semua itu terwujud. Semua memang sudah ada dalam otak dan hati kita, hanya bagaimana kuatnya niat yang ada dalam diri kitalah yang menentukan cepat atau tidaknya harapan itu kan terjadi. Jadi sekali lagi bukan karena kebetulan.
Maka mari bersama-sama kita berusaha mengubah mind-set yang ada, segala sesuatu bernilai negatif , misalnya, ketidak-berdayaan, ketidak-cantikan atau ketidak-tampanan, ketidak-mampuan, ketidak-mengertian, dan macam-macam ketidak-an yang bernilai negatif itu menjadi lawan katanya yang jelas bernilai positif. Tetapi harus kita ingat, jika keberhasilan itu biasanya hanya hinggap pada satu orang saja, maka tingkatkanlah menjadi kebergunaan akan keberhasilan yang telah Anda nikmati sehingga juga bisa dinikmati oleh orang lain.
Contoh wahana semi ilmiah:
Cerpen Cinta »
Senyuman Terindah dan Terakhir
Syla amila, itulah nama sahabat yang selalu hadir dalam kehidupanku. Aku sangat mengenal Syla, dialah sosok jiwa yang kukagumi. Ia selalu tegar menghadapi cobaan yang menerpanya. Se-nyumannya yang indah selalu bisa meluluhkan hatiku saat aku sedang menasehatinya. Nilai rapornya tidak pernah merah, dan dialah seorang yang dianugerahi kecerdasan oleh Al-Wahhab.
Namun, waktu untukku dapat menemuinya dalam keadaan sadar semakin berkurang. Penyakit berbahaya yang telah bertahun-tahun menyerangnya, membuat Syla lebih sering berada di ruang yang penuh dengan aroma obat-obatan dan Syla tidak lagi melakukan aktivitas yang biasa dilakukan anak seusiaku. Penyakit yang dialami
No comments:
Post a Comment